Aku
Ingin Bersama Selamanya
Ketika tunas ini tumbuh, serupa
tubuh yang mengakar
Setiap napas yang terhembus
adalah kata
Angan, debur dan emosi bersatu
dalam jubah terpautan
Tangan kita terikat, lidah kita
menyatu
Maka setiap apa terucap adalah
sabda pendita ratu
Ah, di luar itu pasir, di luar
itu debu
Hanya angin meniup saja, lalu
hilang terbang tak ada
Tapi kita tetap menari, menari
cuma kita yang tahu
Jiwa ini tandu, maka duduk saja
Maka akan kita bawa semua
Karena kita adalah satu
Cinta membacakan puisi ini dihadapan sahabat - sahabatnya |
Tentang
Seseorang
Kulari ke hutan kemudian
menyanyiku
Kulari ke pantai kemudian
teriakku
Sepi, sepi dan sendiri aku
benci
Aku ingin bingar, aku mau di
pasar
Bosan aku dengan penat dan
enyah saja kau pekat
Seperti berjelaga jika
kusendiri
Pecahkan saja gelasnya biar
ramai
Biar mengaduh sampai gaduh
Ada malaikat menyulam jaring
laba-laba belang
Di tembok keraton putih
Kenapa tak goyangkan saja
loncengnya biar terdera
Atau aku harus lari ke hutan
belok ke pantai?
Cinta membawakan puisi ini dihadapan Rangga dan para pengunjung Cafe |
Ada
Apa dengan Cinta?
Perempuan datang atas nama
cinta
Bunda pergi karena cinta
Digenangi air racun jingga
adalah wajahmu
Seperti bulan lelap tidur di
hatimu
Yang berdinding kelam dan
kedingainan
Ada apa dengannya? Meninggalkan
hati untuk dicaci
Lalu sekali ini aku melihat
karya surga dari mata seorang hawa
Ada apa dengan cinta?
Tapi aku pasti kembali dalam
satu purnama
Untuk mempertanyakan kembali
cintanya
Bukan untuknya, bukan untuk
siapa
Tapi untukku karena aku ingin
kamu
Itu saja…
Cinta membaca puisi dari Rangga di dalam mobil |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar