Rabu, 11 September 2013

Best Friend Forever



Hai, perkenalkan namaku Bruna Annondaya, but you can call me Nondya. Sekarang aku duduk di Kelas 1 SMP di Kota Malang. Ini kisahku dan sahabatku…
‘Apa sih sahabat itu?’ ya, itulah yang ada di pikiran anak Kelas 1 SD sepertiku ini. Aku sangat penasaran dengan arti sahabat. Temanku memang banyak, tapi sahabat? Sama sekali belum punya! Sampai akhirnya aku menemukan seseorang yang aku rasa memang cocok sekali denganku. Namanya Steponia Armalitha. Panggil saja dia Stepia. Entah kenapa setiap berteman dan jalan dengannya selalu nyaman. Apa ini yang namanya sahabat? Akhirnya pun kami memutuskan untuk bersahabat, walaupun aku masih belum tahu artinya. Yahh… yang terjadi biarkanlah terjadi. Lagipula aku juga tetap mau nyaman bersamanya.
Hari menjadi minggu, minggu menjadi bulan, bulan menjadi tahun. Tak terasa kami naik ke kelas 2, kami masih bersahabat. Lalu kami naik lagi ke kelas 3, kami masih juga bersahabat. Di kelas 3 ini mungkin bisa dibilang tahunnya anak SD yang suka gaya-gaya dan sok-sok’an. Ya, di kelas ini memang hubungan kami tidak terlalu tentram. Eitss tapi di kelas ini kami menyepakati sesuatu. Kalau yang lain menyebut sahabat selamanya menjadi Best Friend Forever, kalau kami menyebutnya sebagai Best Prend 4Ever, disingkat BP4E. Lanjut ke cerita… Di kelas 4 ini hubungan kami tidak terlalu harmonis. Begini ceritanya…
Suatu hari kami bosan dengan persahabatan kami yang hanya seperti ini saja. Akhirnya tanpa kesepakatan bersama, aku mulai mencari anak lain yang mungkin tidak cocok di mata Stepia. Ternyata memang benar kata Stepia, saat anak itu bersahabat dengan kami, dia malah seenaknya sendiri dan membuat perselisihan di antara kami. Ya, waktu itu memang Stepia marah kepadaku karena hal itu. Kami memang sama-sama sensitif, jadi aku juga ikut marah padanya dan terjadilah pertengkaran di antara kami. Yah, mungkin itu memang salahku. Seenaknya sendiri memilih orang untuk bersahabat dengan kami tanpa pikir panjang. Namun setelah hari itu, akhirnya kami pun saling memaafkan dan tali persahabatan yang tadinya renggang, menyatu kembali dengan kuat.
Begitulah kejadiannya… Tak terasa lagi, kami pun naik ke kelas 5 dan di kelas 5 ini hubungan kami sering terjadi pertengkaran. Jadi… Waktu itu ada lomba futsal. Jelas saja kami memamerkan kekuatan kelas kami masing-masing. Kebetulan saat itu kami beda kelas. Tibalah saatnya kelas kami bertanding. Kami memang sahabat, tetapi yang namanya pertandingan harus diselesaikan dengan sportif.
Beberapa menit pun berlalu dan PRIIITTT!!! suara peluit wasit, tanda pertandinganpun berakhir. Betapa kecewa hatiku karena kelas Stepia-lah yangt menang. Bukan sirik karena kemenangannya, tetapi aku hanya tidak suka dengan kesombongannya. ‘HUH!! Memangnya siapa dia?!’ gumamku. Namun dia sahabatku, jadi aku harus memendam amarahku. Aku tak mau ada lagi pertengkaran di antara kami.
Semakin kami mendewasakan diri dan mengerti lebih dalam antara satu dengan yang lain. Karena kami sudah naik ke kelas 6! Di kelas 6 ini persahabatan kami berjalan dengan lancar. Malah kami saling menyemangati untuk persiapan Ujian Nasional. Aku juga berteman dengan anak lain dan mencoba memperbaiki hubungan supaya saat lulus nanti tidak ada rasa dendam yang terpendam. Namun, tak ada topan tak ada badai, Stepia memutuskan persahabatan kami. Aku berpikir dalam benakku ‘Apa yang terjadi? Kenapa harus begini?’ Tentu saja aku kaget. Kaget sekali. Namun aku berusaha sabar dan menerimanya, walaupun dalam hatiku rasanya sakittt sekali.
Di rumah aku sedih sekali. Hanya mama yang bisa mengerti perasaanku. Aku menceritakan semua padanya. Mama berkata “Udah, nggak usah sedih lagi. Buat apa kamu mikirin orang yang nggak peduliin kamu lagi.” Tapi apa boleh buat, tetap saja hari hariku dipenuhi oleh bad mood. Akhirnya aku punya solusi. Solusi agar aku tidak dilanda bad mood lagi; yaitu dengan mencoba bertanya apa yang membuat Stepia memutuskan persahabatan kami.
Keesokan harinya aku akhirnya bertanya pada Stepia. Lalu ia menjawab “Soalnya aku lihat kamu selalu main sama anak-anak kelasmu, terus aku rasa kamu ngelupain aku” Begitu mendengar jawabannya aku pun bergumam ‘Yaelahh gitu doang penyebabnya?!’ Ya, Stepia adalah pencemburu. Hmm, tapi sudahlah. Akhirnya kami bersahabat kembali.
Hari berhari pun berlalu, dan tibalah saat yang menegangkan bagi kami para anak kelas 6 SD. UJIAN NASIONAL! Aku belajar dengan giat. Begitupula dengan Stepia. Kami tetap bersaing untuk menjadi yang terbaik. 3 hari kami menjalaninya. Setelah kami menjalani Ujian Nasional, kami bertekad agar bisa masuk SMPN favorit di Kota Malang. Karena kami ingin selalu bersama!
Tibalah saat yang ditunggu-tunggu yaitu pengumuman hasil Ujian Nasional! Aku pun membuka amplop yang diberi oleh guruku dengan penuh rasa deg-degan. Dan… yeyy NEMku adalah yang tertinggi di sekolahku. Aku amat bersyukur bisa mendapat nilai yang bagus. Tapi aku juga ikut kecewa begitu tahu kalau NEM milik Stepia lebih rendah dariku. Namun dia tak patah semangat dan optimis supaya bisa masuk SMPN favorit tersebut. Aku juga berdoa untuk keberhasilannya.
Beberapa minggu kemudian, aku pun mendaftar ke SMPN favorit tersebut. Aku bersyukur sekali karena akhirnya, AKU DITERIMA! Dan lagi Stepia juga DITERIMA! Alangkah bahagianya diriku! Hmm ternyata Tuhan mengabulkan doaku. Setelah mengurus ketentuan ini dan itu untuk masuk SMPN tersebut. Akhirnya kami menjalankan MOS! Saat MOS aku lumayan iri pada Stepia, karena dia adalah anak famous di antara kakak-kakak OSIS. Namun, apa gunanya aku iri, toh juga tidak terlalu penting. :D
Beberapa hari setelah MOS akhirnya KBM pun dimulai! Di SMPN ini kami sangat betah apalagi tidak ada permusuhan di antara kami. Di SMPN ini, kami pun terkenal karena rambut kamu yang sama-sama pendek, kami yang selalu ceria, kami yang aneh, kami yang friendly dan karena kami selalu bersama setiap saat.
Tibalah tanggal 31 Agustus. Hari itu adalah Hari sahabat selamanya atau bagi kami yaitu hari Best Prend 4Ever. Kami saling bertukar kado dan memperkuat tali persahabatan kami.
Nah itu tadi kisahku dan Stepia… Aku dan Stepia bersahabat tidak pandang apapun. Kami memang sehati. Dari kisah kami tadi, aku belajar supaya kita harus lebih mengerti satu sama lain dan yang terpenting adalah kesetiaan kami. Walaupun kata teman-teman kami tidak cocok, tapi tetap saja tidak ada yang bisa menghalangi kami.
Kalau sahabat ya nggak kemana, yang penting setia!
So, Will You Be My Best Friend?
Terima Kasih
MOS : Masa Orientasi Siswa.
KBM : Kegiatan Belajar Mengajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar