Rabu, 11 September 2013

Good Bya.. kak Bisma!



“Good bye.. kak Bisma!”, ucap seorang gadis yang mulai menjauh seraya melambaikan tangan dan tersenyum.
Bisma membuka matanya, nampak di wajahnya raut wajah terkejut. Ia melirik jam dinding di kamar hotel itu.
“Masyallah”, gumamnya.
Ia pun duduk seraya memikirkan apa yang di alaminya waktu tertidur tadi.
“Siapa itu!”, serunya yang masih nampak bingung.
“Apa Bis! Ada maling Bis!”, seru Reza yang terbangun dari tidurnya.
“Bis! Jawab! Kenapa sih?!”, tanya Reza panik seraya menggoyahkan tubuh Bisma.
“Isshh.. loe apaan sih!”, kesal Bisma melepas pegangan Reza.
“Maling Bis”, ucap Reza polos.
“Loe pikir aja dong, ini hotel, maling masuk lewat mana?”, ucap Bisma santai.
“Lah terus loe kenapa tadi? Bilang siapa tuh”, tanya Reza heran.
“Perasaan gue ngomong gak kenceng deh, kuping loe terlalu sehat kali ya Za hihi”, Bisma cekikikan.
“Bagus dong..
Tok.. tok.. tokk…
“Bis! Za! Bangun!”, teriak Rafael di balik pintu.
“Udah bangun kali!”, teriak Bisma dan Reza bersamaan.
“Biasa aja kali pak, biasanya kebo loe!”, sewot Rafael di balik pintu.
“Gue tunggu cepet! Schedule padet woy!”, Rafael kembali menggedor-gedor pintu lebih kencang.
“Iyeh iyeh!”, teriak Bisma.
“Dasar orang tua!”, celetuk Reza.
“Gue denger!”, sahut Rafael.
“Eh.. orangnya masih ada haha”, tawa Reza di ikuti Bisma.
Kini mereka semua sudah siap untuk pergi perform.

“Besok gimana ya? Eh besok! Minggu depan!”, Dicky.
“Jadi ky.. emang kenapa?”, tanya Yenny (crew).
“Gapapa, ngerasa semangat aja, kayak ada yang nungguin gue disana”, jelas Dicky.
“Ya iya lah Ky -_- banyak malah”, sahut Ilham.
“Ihh.. ini beda Ham, setianya itu lohh.. nyangkut di hati wkwk”, Dicky tertawa.
“Lebay luhh..”, sahut Reza.
“Tapi ciyus deh.. beda deh pokoknya, gue bingung jelasinnya”, Dicky mulai serius.
“Gak beda sama gue Ky”, ucap Bisma yang sedari tadi hanya melamun mendengar setiap perkataan Dicky.
Semua pun menolehnya dengan wajah yang terlihat bingung.
“Dicky bener, apa loe semua gak ngerasa?”, tanya Bisma.
Kelimanya menggeleng.
“Kenapa cuma kita Ky?”, Bisma heran.
Dicky hanya mengangkat bahu.

“Saatnya! We coming beb!”, seru Dicky.
“Loe apa-apaan sih”, Morgan berjalan melewati Dicky yang sedang berdiri mengangkat tangannya seraya menoyor kepala Dicky.
“Ishh.. kakak, jahat!”, Dicky memanyunkan bibirnya seraya berjalan menyusul yang lain.
Di perjalanan.. Morgan dan Dicky tertidur seraya menggunakan headset masing-masing, Rafael asyik memainkan I-Padnya, Rangga dan Ilham tertidur pulas, Reza sedang serius membaca komik kesukaannya, sedangkan Bisma.. ia merasa gusar, ia sangat gelisah sehingga tidak bisa tidur.
“Gak tidur Bis? Biasanya gak lama perjalanan langsung ngorok”, ledek Rafael.
Bisma masih diam.
“Eh.. kenapa sih loe?”, Rafael mulai menyenggol Bisma yang berada di samping Rangga.
“Apa sih Raf! Gak usah ganggu deh”, Bisma risih.
“Habis elo, gak kayak biasanya tau, biasanya kan langsung tidur tuh berduaan sama Rangga, gue saranin loe tenang dari sekarang deh, profesional Bis”, pesan Rafael.
Bisma kembali terdiam, mencoba menerapkan kata-kata Rafael.
Panjangnya perjalanan tak membuat mereka lelah untuk menghibur SMASHBLAST, fans mereka.
“Kita panggil SMASH ya? SMASH!”, ucap seorang host.
Yeeeeeee… Aaaaaaaaa…
Itulah yang hanya terdengar dari mulut SMASHBLAST itu.
“Pagi SMASHBLAST..”, sapa mereka kompak seraya tersenyum dan melambaikan tangan.
“Apa kabar nih SMASH?”, tanya host yang lain.
“Baik, baik”, seru mereka.
“Oh iya.. kita bakal main games bareng SMASH nih, tapi sebelumnya kita ajak SMASHBLAST dulu buat ikut main games bareng SMASH”, jelas host.
“Mana sini SMASHBLASTnya? Suruh naik”, host.
Ada 7 orang SMASHBLAST beruntung yang naik ke panggung.
“Hallo, siapa aja nih namanya? Kenalin satu-satu dong”, pinta salah satu host.
“Dimulai dari sebelah kiri”, sahut host satunya.
“Rina”
“Dian”
“Reska”
“Indah”
“Vita”
“Ananda”
“Icha”
“Siap gak nih main games bareng SMASH?”, tanya host.
Semua menggangguk.
“Kalian akan berpasangan nih, jadi kalian bisa pilih tuh siapa yang mau di jadiin pasangan sama kalian, ayo pilih sekarang!”, seru host.
Bisma menarik gadis yang ada di hadapannya sebelum yang lain sempat memilihnya.
“Sama kakak aja ya?”, pinta Bisma.
Icha, gadis yang ada di hadapan Bisma tadi hanya mengangguk bingung.
“Gamesnya itu dansa! Makanya tadi kita suruh cari pasangan, pada bisa dansa kan?’, host.
Beberapa SMASHBLAST mengangguk.
“Okeh, semua udah dapet pasangan kan? Kalo gitu kita mulai dari sekarang!”, seru host.
Semua mulai menikmati alunan musik.
“Aduh kak gimana ya? Takut nginjek”, ucap Icha.
“Gapapa, ikutin kakak aja”, Bisma tersenyum.
“Nyaman yang gue rasain, di deket Icha”, batin Bisma yang terus menatap Icha lekat.
Bisma terhanyut suasana, Icha hanya tersenyum menatap lamunan Bisma yang tak ia mengerti.
Musik pun berhenti membuat semua berhenti berdansa.
“Yeyy! Pada gak bener nih ahh..”, ledek hostnya.
“Eh ada pemenangnya lohh..”, sahut host satunya.
“Jerengg jerennggg… Bisma dan Icha!”, seru host itu.
“Kayaknya ciyus banget dansanya haha”, tawa host di ikuti yang lain.
Bisma diam, ia melamun, melamun menatap Icha sedari awal tadi.
“Loe kenapa sih Bis?”, tanya Rangga heran yang ada disebelahnya.
“Gak kok”, dusta Bisma.
Bisma berusaha mencuri-curi kesempatan ingin menggenggam tangan Icha tetapi gagal, ingin menyentuh pundak Icha gagal juga. Ia tak bisa mengontrol diri.
“Kakak kenapa sih?”, tanya Icha akhirnya yang mulai curiga.
“Liatinnya jangan begitu”, Icha malu.
Bisma pun tersadar dari lamunannya, akhirnya mereka semua turun dari panggung menuju tenda putih atau backstage. Di dalam ramai dengan SMASH dan SMASHBLAST yang tadi ikut bermain games.
“Pulang yuk kak”, ajak Icha pada Ananda.
“Kok pulang? Foto-foto dulu dong, ngobrol-ngobrol”, sahut Ananda.
“Gak mau ah”, tolak Icha.
“Hey, kok gak gabung?”, tanya Rafael yang lewat.
“Dia gak mau coh, minta pulang”, jelas Ananda.
“Kenapa?”, tanya Rafael lagi.
“Gapapa”, jawab Icha singkat.
“Hey sini, ngapain disana? Ajak kesini Raf”, ucap Rangga.
“Gak deh kak”, tolak Icha lagi.
“Kakak kalo masih mau disini ya udah, aku tunggu di motor ya”, ucap Icha.
“Ya udah deh terserah kamu aja”, Ananda pasrah.
“Ya udah kak! Aku duluan ya.. good bye kak.. good bye.. kak Bisma!”, Icha pamit seraya melambaikan tangan lalu pergi keluar tenda.
Bisma kini diam, mencoba mengingat siapa yang pernah mengatakan ‘Good bye.. kak Bisma!’ padanya. Bisma tersentak, ia yang saat ini di kerumuni SMASHBLAST pun berlari keluar tenda.
“Bisma! Mau kemana?”, tanya Yenny (crew).
“Tunggu! Icha!”, Bisma masih berlari, mengejar Icha!
“Bisma! Jangan nekat! Berhenti!”, teriak Yenny.
Bisma tak menghiraukan, ia terus berlari menuju jalan raya.
“Icha!”, panggil Bisma.
Icha yang kini di tengah jalan pun berhenti dan menoleh ke belakang, tepatnya menoleh Bisma.
Duaarrrr…
“Icha!”, seru Bisma.
Ia segera berlari mendekati Icha yang sudah tergeletak lemah di jalanan. Bisma memangku kepala Icha yang bercucuran darah, ia segera naik ke dalam taxi tanpa ingat bahwa ia membawa mobil sendiri dan segera membawa Icha ke rumah sakit. Di dalam taxi, Bisma hanya bisa menatap Icha yang terpejam di pangkuannya, seakan telah tau apa yang di alami Icha. Bisma mulai menitikan air mata, Sesampainnya di rumah sakit, Icha segera di bawa ke ruang UGD. Bisma tak henti-hentinya berdo’a, ia pun terlihat cemas.
“Astagfirullahalazim.. astagfirullahalazim..”, bibir Bisma tak berhenti bergerak.
Tak lama, dokter pun keluar dari ruang UGD.
“Dok?”
“Maaf mas, kami tidak bisa berbuat banyak”, ucap dokter dan berlalu.
“Icha?’, Bisma terduduk di bangku depan ruang UGD.
“Bis! Gimana Icha?”, tanya Rafael yang baru datang serta yang lain.
Bisma hanya tertunduk lesu.
“Ichaaa.. hiks”, tangis Ananda.
Rangga memeluk Ananda berusaha menenangkannya seraya mengusap-usap ujung kepalanya.
“Icha kak.. Icha..”, Ananda masih terisak dalam pelukan Rangga.
“Innalillahi wa innaillahi rojiun”
“Gue.. gue baru sadar..
Semua menoleh pada Dicky.
“Dia yang nunggu gue.. sama Bisma, dia yang ada dalam mimpi gue waktu itu”, lanjut Dicky.
“Mimpi?’, Ilham heran.
“Iya! Jadi waktu itu gue mimpiin dia, dia bilang ‘I love you.. good bye.. kak Dicky!’ ke gue, terus gue gak tau dia ilang kemana”, jelas Dicky.
“Dia memang cinta sama kamu Dicky”, sahut Ananda.
Semua menoleh pada Ananda, Rangga mulai melepas pelukannya.
“Dia cinta banget sama kamu Ky, sampai-sampai banyak cowok yang dia tolak, cuma buat nunggu kamu, tapi kamu gak pernah dateng, dia pun gak yakin bisa milikin kamu”, jelas Ananda.
Dicky diam mematung, tak ada kata yang bisa ia ucapkan.
“Dia dateng ke mimpi gue tanpa ada kata ‘I love you’”, Bisma.
Semua akhirnya beralih menatap Bisma yang masih duduk, Bisma menatap balik semuanya.
“Ya.. dia hadir dalam mimpi gue, dia bilang ke gue ‘Good bye.. kak Bisma!’ dan ngejauh gitu aja”, jelas Bisma.
“Nyesel! Itu yang gue rasain saat ini”, celetuk Dicky.
“Udah lah, semua udah terjadi, biarin dia tenang, jangan kita usik”, saran Morgan.
Semua mengangguk kecuali Bisma dan Dicky yang masih terbawa suasana.

Bisma yang sedang mengotak-atik tasnya menemukan sesuatu yang membuatnya heran.
“CD siapa nih?”, gumamnya.
Bisma pun keluar kamar dan mencoba bertanya.
“Eh.. merasa punya CD ini gak?”, tanya Bisma.
“Eh.. CD siapa nih? Kok ada di tas gue?”, tanya Dicky yang tiba-tiba berada di sebelah Bisma.
Semua menggeleng. Bisma dan Dicky pun saling bertatapan.
“CD apa sih ini?”, Bisma heran menatap CD itu.
“Puter aja Bis”, usul Reza.
Bisma memutar-mutar CD itu.
“Bukan gitu maksudnya Bisma!”, Reza emosi.
“Setel Bis -_-”, Rangga.
“Kalo gue setel di kamar aja ah.. di laptop”, ujar Dicky berjalan menuju kamarnya.
Ia menutup rapat pintu kamarnya dan mulai menghidupkan laptopnya.
“Icha?”, pekik Dicky.
#FlashBack On
“Oh itu toh tas kak Bisma sama kak Dicky”, ujar Icha.
Ia pun mendekati tas milik Bisma dan Dicky.
“Ini buat kakbii”, ucapnya seraya memasukkan sebuah CD di tas Bisma.
“Nah ini buat my sweett..”, ucapnya ke kanak-kanakkan dan juga meletakkan sebuah CD di tas Dicky.
#FlashBack Off
Dicky sangat terkejut melihat apa yang ada di layar laptopnya.
Lelahmu.. Jadi lelahku juga…
Bahagiamu.. Bahagiaku pasti…
Berbagi.. Takdir kita selalu…
Kecuali.. Tiap kau jatuh hati…
Kali ini.. Hampir habis dayaku…
Membuktikan padamu.. Ada cinta yang nyata…
Setia.. Hadir setiap hari…
Tak tega.. Biarkan kau sendiri…
Meski sering kali.. Kau malah asik sendiri…
Karena kau tak lihat.. Terkadang malaikat…
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan…
Namun kasih ini.. Silahkan kau adu…
Malaikat juga tahu.. Siapa yang jadi juaranya…
Hampamu.. Tak kan hilang semalam…
Oleh pacar impian.. Tetapi kesempatan…
Untukku.. Yang mungkin tak sempurna…
Hatiku.. Siap untuk diuji…
Ku percaya diri.. Cintakulah yang sejati…
Namun tak kau lihat.. Terkadang malaikat…
Tak bersayap tak cemerlang tak rupawan…
Namun kasih ini.. Silahkan kau adu…
Malaikat juga tahu.. Siapa yang jadi juaranya…

{Dewi Lestari – Malaikat Juga Tahu}
Begitulah isi dari CD tersebut. Icha yang sedang menyanyikan lagu untuk Dicky hingga selesai. Dicky takjub. Ia berpikir akan menyimpan baik-baik CD yang ia rasa pemberian Icha. Ia pun segera keluar menuju ruang tengah.
“Baru mau di setel?”, tanya Dicky dan duduk di sofa.
“Iya, untung loe dateng”, sahut Ilham.
Bisma mulai menyetel CD itu. Mereka semua mulai serius dan penasaran dengan isi CD tersebut .Bisma ikut duduk di bawah di samping Reza. Bukan hanya mereka yang ingin melihat, tetapi crew SMASH dan yang ada disitu pun penasaran.
“Icha?”, semua terkejut dan mengucapkan kata yang sama.
Kini mereka semua benar-benar serius menatap layar tv.
Assalamualaikum kak Bisma…
You will always become my motivate =)
Tanpa hadirnya kamu, mungkin aku akan menjadi wanita lemah.
Tanpa adanya kamu, mungkin aku wanita yang penuh ego.
Tanpa kamu, mungkin saat ini aku adalah wanita yang menyendiri.
Tanpa melihat kamu, mungkin aku sudah buta hidup.
Dengan hadirnya video ini, aku cuma mau ngucapin makasih,
Makasih atas pelajaran yang aku dapet, makasih udah ajarin aku semua tentang kuliah kehidupan..
Mungkin aja.. semua gak akan berubah sedrastis ini, tanpa hadirnya kamu.. jujur kata-kata bijak kamu masih aku butuhin.. bukan cuma aku.. tapi mereka.. mereka yang masih butuh kamu..
Pesan aku cuma 1, jangan pernah berhenti berkarya!
Masih banyak anak bangsa yang butuh karya SMASH, cuma SMASH yang peduli sama mereka, kak Bisma.. titip salam ya buat kak Ilham, kak Reza, kak Morgan, kak Rangga, kak Rafael, dan buat all crew SMASH.. juga.. buat kak Dicky my sweet =) buat mamah-mamah papah-papah kalian.. love you all =* (kiss bay) Good Bye.. dadahh.. (lambai tangan)
Bisma hanya bisa tertunduk, begitu pun Dicky. Semua hanya bisa menatap mereka sendu.
“Kakak janji akan penuhin pesan kamu, kakak akan selalu sayang dan inget kamu sayang..”, batin Bisma.
“Love you too Icha.. very love you.. gak akan ada yang bisa gantiin kamu di hati your sweet ini =)”, batin Dicky.
The End

Tidak ada komentar:

Posting Komentar